search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Berkenalan dengan Dua Generasi Dominan di Tahun 2024
Selasa, 6 Februari 2024, 10:17 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/Berkenalan dengan Dua Generasi Dominan di Tahun 2024

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Periode tahun 2024, menjadi periode yang didominasi oleh kelompok generasi Milenial dan Generasi Z, karena pada tahun tersebut, kedua kelompok inilah yang merupakan kelompok manusia produktif.

Pernahkah mendengar istilah generasi milenial dan Generasi Z? Sebenarnya kelompok seperti apakah mereka? Dan kenapa mereka dikelompokkan seperti itu? Apa saja karakteristiknya? Berikut pendapat Psikologi Remaja di Denpasar, Wangsa Ayu Vidya Loka, S.Psi., M.Psi., Psikolog., terkait kedua generasi ini. 

Generasi Milenial dan Generasi Z adalah suatu kelompok untuk men-stereotype-kan karakter dan juga kepribadian sekelompok orang dengan batasan usia. Dalam menentukan kelompok generasi ini, Vidya menyebutkan ada banyak sumber atau literatur yang dipakai acuan dengan perbedaan datanya mulai dari 2 tahun sampai dengan 3 tahun.

"Namun jika mengacu pada data dari University Southern California, Generasi Milenial adalah satu kelompok untuk untuk men-stereotype-kan satu kelompok orang yang lahir dari tahun 1980-1994. Sedangkan Generasi Z atau Gen-Z adalah stereotype untuk kelompok orang yang lahir pada rentang tahun 1995-2012," jelasnya.

Generasi Gen Z ketika datang ke Psikolog adalah permasalahan konflik dengan orang tua, study dan percintaan. Sedangkan untuk Generasi Milenial, pada fase usia saat ini, lebih cenderung menghadapi permasalahan terkait dengan karir, kesulitan untuk mengatur finansial hingga konflik percintaan yang tak kunjung selesai.

Yang menjadi karakter khas dari generasi Z ini, dilanjutkan Vidya adalah kemampuan menunggu. Dalam artian, Generasi Z tidak memiliki kemampuan menunggu yang baik dalam hal apapun, termasuk dalam hal penyelesaian masalah. 

"Contoh ketidakmampuan menunggu di Gen Z ini, contoh misalnya ketika Gen Z ini ada dalam satu konflik atau masalah, mereka cenderung ingin konfliknya segera usai. Sehingga dalam periode waktu konfliknya belum menemukan penyelesaian, Gen Z ini akan melakukan tindakan yang berpotensi memperparah konflik yang sudah ada atau menimbulkan konflik baru," paparnya. 

Kurangnya perilaku menunggu ini tidak terlepas dari pola asuh yang didapat oleh Gen Z, termasuk juga dengan kemudahan untuk mengakses informasi, kemajuan teknologi serta fasilitas yang di dapat membuat Gen Z. Kondisi ini juga yang bisa membentuk Gen Z sebagai pribadi yang individual yang lebih sulit menerapkan sikap saling menghormati orang lain, memahami perasaan orang lain dan bertoleransi terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya.

Tipikal milenial pada masa remaja, adalah diakui Vidya, cenderung lebih mandiri dalam penyelesaian masalah, lebih memiliki rasa toleransi terhadap sesama dan tentunya Generasi Milenial ini memiliki kemampuan menunggu yang lebih baik jika dibandingkan dengan Gen Z. 

"Meski demikian, Generasi milenial ini, adalah pribadi yang pemberontak, dengan sifat anarkisme dan kenakalan yang bersifat fisik, seperti tawuran, vandalisme dan lain sebagainya. Hal ini tidak terlepas juga dari pola asuh yang mana kaum milenial ini diasuh oleh kelompok Baby boomers dengan rentang waktu 1946-1964," terang Psikolog Klinis RSJ Provinsi Bali ini. 

Pola asuh dari kelompok Baby Boomers yang erat kaitannya dengan agresifitas ini sangat membentuk pribadi dan karakter dari kelompok milenial yang cenderung mengandalkan kekuatan fisik. Namun demikian, generasi ini, diakui Vidya memiliki kemampuan beradaptasi yang baik dalam menghadapi perubahan jaman.

Generasi milenial atau Gen Y ini, merupakan generasi yang memiliki kemampuan komunikasi lintas generasi yang baik. Artinya Gen milenial mampu berkomunikasi dengan generasi sebelum mereka dan generasi sesudah mereka. Termasuk Gen milenial ini juga merupakan generasi yang mampu mengaplikasikan kemajuan teknologi untuk mempermudah kehidupannya.

Meski Gen Z tidak tertarik untuk melakukan aktivitas yang sifatnya anarkis serta merupakan generasi yang cenderung menuntut dalam segala hal, ternyata diakui Vidya, kedua generasi ini memiliki satu kesamaan, yakni sebagai penyumbang tertinggi angka depresi dan memiliki kecenderungan untuk bunuh diri yang sama besarnya.

Meski sama-sama memiliki kerentanan tinggi terhadap depresi, ternyata Gen Z memiliki potensi untuk mengalami gangguan emosi lain selain depresi seperti bipolar, gangguan kepribadian seperti Borderline personality disorder (BPD) sangat rentan dialami Gen Z dibandingkan dengan Generasi milenial.

Lantas pola asuh seperti apa yang bisa diterapkan untuk Gen Z ini? Vidya Loka menjelaskan dalam mengasuh Gen Z, orang tua harus bisa lebih kritis dalam memberikan pengasuhan. 

"Ini karena mereka adalah pribadi yang menuntut dan egosentris, sehingga mereka tidak bisa menerima jika apa yang dilakukan tidak memberikan dampak pada diri mereka," urainya.

Potensi dari gen milenial karena kemampuannya beradaptasi yang baik, maka Generasi milenial merupakan membangun protokol kehidupan yang sangat baik. Sedangkan Gen Z, sebagai generasi yang hidup ditengah kemajuan teknologi, dan teknologi merupakan bagian dari proses kehidupan Gen Z, maka potensi Gen Z adalah sebagai pionir untuk menciptakan aplikasi yang berkaitan dengan teknologi.

Generasi milenial memiliki fakta yang cukup menarik, generasi ini terlihat sebagai kelompok yang menurut, namun di sisi lain menurut Vidya, kelompok milenial adalah generasi pemberontak, kondisi ini tidak terlepas dari pola asuh mereka yang agresif. 

Sedangkan untuk Gen Z, ternyata bukanlah generasi yang lemah, meski secara tampilan mereka terkesan lemah, namun ternyata Gen Z ini adalah kelompok generasi yang memiliki kegigihan yang kuat. 

"Khususnya ketika mereka menginginkan sesuatu, generasi ini akan berjuang dengan gigih. Meskipun ada beberapa kelompok di Gen Z ini yang memang benar rapuh," tambahnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami