Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Menjelang Galungan, Dokter Hewan Gianyar Ingatkan Bahaya Limbah Pemotongan Babi
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, aktivitas pemotongan babi di berbagai wilayah Bali meningkat tajam.
Namun lonjakan tersebut tidak diimbangi dengan sistem pengelolaan limbah yang memadai, sehingga berpotensi mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit akibat bakteri serta parasit berbahaya.
Kepala UPTD PUSKESWAN III Kabupaten Gianyar sekaligus anggota Tim KIE Media PDHI Bali, drh. Arya Dharma, mengungkapkan hasil kajian menunjukkan bahwa pembuangan limbah pemotongan secara terbuka dapat meningkatkan kadar amonia dan bahan organik di lingkungan.
Kondisi tersebut, kata dia, memicu pertumbuhan bakteri patogen seperti Escherichia coli, Salmonella spp., Staphylococcus aureus, serta parasit seperti Taenia solium (cacing pita babi) dan Trichuris suis (cacing cambuk).
“Pembuangan limbah secara terbuka berpotensi menyebabkan pencemaran air tanah dan menimbulkan penyakit zoonosis. Oleh karena itu, perlu adanya penerapan sistem pengolahan limbah terpadu untuk meminimalkan risiko kesehatan dan menjaga kebersihan lingkungan,” ujar drh. Arya Dharma, Selasa (12/11).
Limbah cair dan padat dari proses pemotongan, apabila dibuang langsung tanpa pengolahan, dapat menjadi sumber pencemaran air dan tanah. Kandungan protein dan lemak tinggi dalam darah serta isi perut babi mempercepat pertumbuhan mikroba pembusuk, yang tidak hanya menimbulkan bau menyengat dan gangguan estetika, tetapi juga menjadi media tumbuh bagi vektor penyakit.
Bakteri-bakteri tersebut dapat memicu diare, infeksi saluran pencernaan, infeksi kulit, gangguan pernapasan, hingga keracunan makanan. Selain itu, keberadaan parasit seperti Taenia solium dan Trichuris suis dapat menyebabkan penyakit cacingan dan disentri balantidiasis pada manusia yang terpapar air atau tanah terkontaminasi.
Dampak terhadap masyarakat juga tidak dapat diabaikan. Air dari sumber yang telah tercemar limbah berisiko tinggi menyebabkan infeksi saluran pencernaan, penyakit kulit, dan gangguan pernapasan akibat paparan gas hasil pembusukan.
“Menjelang perayaan Galungan dan Kuningan, pembuangan limbah pemotongan babi tanpa pengolahan berpotensi besar mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit akibat bakteri serta parasit patogen. Diperlukan pengawasan ketat dan edukasi kepada masyarakat serta pengelola pemotongan hewan agar menerapkan sistem sanitasi dan pengolahan limbah yang sesuai standar,” tegas Arya Dharma.
Sebagai langkah solusi, pihaknya menyarankan penerapan teknologi pengolahan limbah sederhana seperti biofilter atau biogas digester. Selain dapat mengurangi pencemaran, teknologi ini juga berpotensi menghasilkan energi alternatif ramah lingkungan dari proses penguraian limbah organik.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/gnr
Berita Terpopuler
Gudang BRI Ubud Ambruk Akibat Longsor
Dibaca: 2426 Kali
Turis Somalia Ngamuk Tuduh Sopir Curi HP, Ternyata Terselip di Jok Mobil
Dibaca: 2334 Kali
Anggota BNNK Buleleng Terciduk Konsumsi Sabu
Dibaca: 2172 Kali
Pedagang Pasar Kumbasari Cemas Tukad Badung Meluap Lagi
Dibaca: 1966 Kali
ABOUT BALI
Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem