Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Musim Hujan, Ular dan Biawak Marak Masuk Rumah Warga Buleleng

Rabu, 12 November 2025, 18:37 WITA Follow
Beritabali.com

beritabali/ist/Musim Hujan, Ular dan Biawak Marak Masuk Rumah Warga Buleleng.

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Selama musim hujan ini, banyak reptil seperti ular hingga biawak yang masuk ke rumah warga.

Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Buleleng pun membantu menangkap reptil-reptil tersebut, untuk diserahkan ke BKSDA Bali dan dilepaskan ke alam liar.

Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Buleleng, I Gede Arya Suardana pada Rabu (12/11) mengatakan, sejak awal November total sudah ada tujuh kasus reptil masuk rumah warga yang diterima.

Dimana kasus terbaru terjadi pada Selasa (11/11) malam di Jalan Pulau Obi, Gang Bima, Kelurahan Banyuning. Warga melaporkan ada ular piton besar yang masuk ke kandang dan melilit seekor entok yang sedang bertelur.

Tim Reaksi Cepat (TRC) Pos Induk pun dikerahkan, untuk menangkap ular tersebut. Proses evakuasi kata Arya, membutuhkan waktu selama 8 menit.

Kemudian pada Rabu (12/11), kasus serupa juga terjadi di Banjar Dinas Tegal, Desa Kubutambahan. Ular sepanjang 2,5 meter yang diduga datang dari arah sungai, masuk ke kandang ayam dan memangsa tiga ekor ayam milik warga. Proses penangkapan berlangsung sekitar 5 menit.

Arya menyebut, laporan evakuasi ular hingga biawak hampir setiap hari diterima saat musim hujan ini. Genangan air di habitat alami membuat hewan melata itu mencari tempat kering dan sumber makanan di sekitar permukiman warga.

“Begitu musim hujan, habitat ular tergenang. Jadi keluar mencari mangsa, biasanya ternak warga. Laporannya hampir setiap hari kami terima,” ujarnya.

Reptil yang berhasil dievakuasi itu ditegaskan Arya tidak dimusnahkan. Melainkan dikembalikan ke habitatnya, yang jauh dari pemukiman warga. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

“Kalau ular habis, tikus dikhawatirkan bisa berkembang pesat. Jadi kami lepas ke lokasi yang jauh dari pemukiman,” tandasnya.

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/rat



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami