search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ukraina Gempar, Putin Diam-Diam Siapkan 500.000 Wajib Militer
Minggu, 8 Januari 2023, 11:59 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Ukraina Gempar, Putin Diam-Diam Siapkan 500.000 Wajib Militer

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina Vadym Skibitsky mengungkapkan, Rusia kini memiliki kekuatan baru untuk melakukan penyerangan kepada Ukraina. Serangan baru yang dimaksud adalah dengan melakukan wajib militer terhadap warga Rusia. 

Berdasarkan informasi yang diterima Ukraina, Rusia diperkirakan akan memerintahkan mobilisasi sebanyak 500.000 wajib militer. Mobilisasi 500.000 wajib militer tersebut akan menjadi senjata Rusia selama musim semi dan musim panas. Akan dimulai pada bulan ini atau Januari 2023.

Sebelumnya, pada Oktober 2022, Rusia juga diketahui telah melakukan mobilisasi 300.000 warganya untuk melakukan wajib militer. Sitbisky menjelaskan, Rusia dikabarkan menghabiskan waktu dua bulan untuk menyusun formasi militer dan strategi perang lanjutan. Oleh karena itu, Ukraina pun menyiapkan amunisi persenjataan, dilengkapi unit cadangan baru.

"Jika Rusia kalah kali ini, maka Putin akan runtuh," kata Skibitsky, dikutip dari The Guardian, Minggu (8/1/2023).

Lebih lanjut, Sitbisky menjelaskan, Ukraina menghadapi gelombang mobilisasi perang terbaru, setelah libur musim dingin Rusia, dan akan diumumkan pada 15 Januari mendatang. "Mereka menekankan pada jumlah orang dan peralatan dan berharap untuk mengalahkan pihak kita (Ukraina)," ujarnya lagi.

Kendati demikian, Rusia membantah adanya tambahan mobilisasi 500.000 wajib militer tersebut. Para pejabat Rusia, termasuk Putin mengungkapkan tidak ada gunanya untuk menambah pasukan baru.

Andrey Gurulyov, pensiunan kolonel jenderal Rusia dan wakil Duma, mengatakan pada hari Rabu "tidak ada alasan atau syarat" bagi Moskow untuk mengumumkan mobilisasi kedua dalam enam bulan ke depan.

"Tidak semua orang yang dimobilisasi sebelumnya dikirim ke pertempuran," kata Gurulyov kepada media Rusia, mengacu pada puluhan ribu wajib militer yang menjalani pelatihan militer.

Peringatan Ukraina tentang mobilisasi baru datang ketika Rusia mengklaim telah mematuhi gencatan senjata sepihak pada Natal Ortodoks.

Kementerian pertahanan Rusia pada hari Jumat mengklaim pasukannya mulai mengamati gencatan senjata dari siang hari waktu Moskow di sepanjang garis lintasan.

Kendati demikian, sebuah stasiun pemadam kebakaran di Kherson yang dikuasai Ukraina ditembaki, menewaskan seorang petugas pemadam kebakaran dan melukai empat orang lainnya, menurut administrasi regional Kherson.

Sementara itu, pertempuran tampaknya berlanjut melintasi garis perbatasan di wilayah timur Donetsk.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, dan komandan militer, Valeriy Zaluzhnyi, mengatakan bahwa Rusia akan menyerang lagi dari Belarus pada Februari mendatang. Sebaliknya, intelijen militer Ukraina mengatakan mereka yakin kemungkinan serangan dari Belarusia rendah.

Menurut Skibitsky, Rusia hanya memiliki satu divisi - sekitar 15.000 personel - di Belarusia. Pada Februari tahun lalu, ada 45.000 dan tidak berhasil merebut Kyiv, meskipun Ukraina kurang siap, katanya.

Sekarang, posisi pertahanan utara Ukraina kuat dan Ukraina sudah siap, kata Skibitsky."Tentu saja, ini bisa berubah jika Belarusia ikut berperang," kata Skibitsky. Belarusia memiliki kekuatan sekitar 45.000.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami