Pilot pesawat Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens, masih hilang kontak usai disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) setelah pesawatnya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua, pada 7 Februari lalu.

Sejak insiden pembakaran tersebut, hingga hari ini, Minggu (26/3), penyanderaan Philip oleh KKB Pimpinan Egianus Kogoya telah berlangsung selama 1,5 bulan lamanya.

Meski telah berlangsung lama, pemerintah masih belum mau mengambil opsi penyerbuan terhadap Kelompok Egianus tersebut sampai saat ini.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menjelaskan dalam operasi penyelamatan terhadap Philip, pihaknya tidak bisa serta merta mengambil tindakan terukur terhadap pihak penyandera.

Ia menegaskan operasi militer tidak mungkin dilakukan dalam penyelamatan Philip lantaran dikhawatirkan dapat membahayakan sandera atau pun masyarakat setempat.

"Kami tidak mau secara frontal yang menyebabkan bertambahnya korban. Oleh karena itu, kami tetap melakukan pendekatan secara persuasif bersama bupati dan tokoh masyarakat dalam upaya membebaskan pilot Susi Air yang disandera KKB," jelasnya pada Jumat (24/3).

Selain itu, Yudo juga menegaskan pihaknya masih mampu membebaskan Philip dan tidak memerlukan bantuan dari pihak luar, termasuk Selandia Baru yang menjadi negara asal pilot Susi Air itu.

"Dia (Selandia Baru) tetap menyerahkan kepada kita, percayakan pada kita. Dia menawarkan bantuan, tapi saya masih mampu menyelesaikan," jelas Yudo dalam konferensi pers, Rabu (8/3).

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) juga telah mewanti-wanti bahwa keselamatan tetap menjadi prioritas utama dalam upaya pembebasan dari KKB. Oleh karenanya, Jokowi meminta tim gabungan yang terdiri dari TNI-Polri agar melakukan upaya pembebasan dengan penuh kehati-hatian.

"Senin malam (20/3), kami sudah rapat internal yang salah satunya membahas masalah itu," kata Jokowi usai meresmikan Gedung Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Jayapura, Papua, Selasa (21/3).

Sementara itu, Kepala Operasi Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz 2023 Kombes Faizal Ramadani mengaku telah melakukan perluasan lokasi pencarian Philip.

"Memang saat ini usaha kita sudah perluas pencarian di dua kabupaten, yakni Kabupaten Nduga dan Lanny Jaya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (6/3).

Faizal berharap dengan memperluas pencarian pada dua lokasi tersebut, dapat membuat terang permasalahan ini. Ia juga menegaskan tidak ada batas waktu untuk melakukan pencarian dan penyelamatan warga negara Selandia Baru itu.

Lebih lanjut, ia mengatakan pihaknya juga masih melakukan pendekatan lunak melalui negosiasi kepada tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat. Selain itu, petugas juga telah meminta bantuan melalui unsur pemerintahan yang ada.

"Kami masih berusaha maksimal. Kami terus bertekad untuk berusaha mendapatkan, menemukan, dan menyelamatkan pilot Philip Mark," jelasnya.

Philip menjadi sorotan usai disandera oleh KKB sejak 7 Februari lalu. Ia dilaporkan menghilang tak lama setelah kelompok tersebut membakar pesawat Susi Air di Nduga.

Beberapa hari kemudian, pemerintah Indonesia mengonfirmasi bahwa Philip disandera KKB. Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan TNI dan Polri sudah hampir menyerbu markas OPM. Namun, pemerintah mengurungkan niat itu demi keselamatan Philip.(sumber: cnnindonesia.com)