search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Dugaan Perdagangan Orang Bali di Dubai, Ini Kata Kadisnaker
Rabu, 7 September 2022, 19:01 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Dugaan Perdagangan Orang Bali di Dubai, Ini Kata Kadisnaker.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Ngurah Arda menanggapi kasus dugaan perdagangan orang asal Bali di Dubai, Uni Emirat Arab yang viral di media sosial.

Ia mengatakan pihaknya akan melakukan penelusuran. Pertama ia akan menghubungi perwakilan negara tersebut dan mencari tahu kejadian sebenarnya.

"Kita hubungi pihak perwakilan negara kita di negara tersebut dulu, bagaimana bisa terjadi. Itu yang pertama kali kami cari dulu agar mereka bisa diatensi, dicari mulai dari nama dan dia berada dimana," kata Ngurah Arda, Rabu (7/9/2022).

Soal dugaan perdagangan orang ini pertama kali disebarkan oleh anggota DPD RI asal Bali Arya Wedakarna pada Selasa (6/9/2022) malam. Ia menyebarkan unggahan rekaman memperlihatkan 13 orang pemuda yang sedang telantar dengan makanan seadanya dalam sebuah ruangan.

Para pemuda yang disebut berasal dari Bali itu dikatakan sedang menjalani masa magang atau Praktik Kerja Lapangan (PKL) di negara tersebut, namun saat ini kondisinya telantar dan tak dapat kembali ke Indonesia.

Dari kabar tersebut, Disnaker Bali menyatakan akan menghubungi pihak Kementerian Luar Negeri RI dan melakukan konfirmasi dengan BP2MI untuk lebih dahulu memastikan alamat ke-13 pemuda tersebut, karena hingga kini belum ada laporan yang masuk kepada pihaknya.

"Kalau saja dia melapor, harusnya begitu tiba, kita juga tidak tahu kepergiannya ini, apakah dia resmi atau boleh dikatakan tidak sesuai dengan prosedural. Kalau memang dia resmi, data-datanya pasti ada di kami atau BP2MI," kata Kadisnaker Bali kepada media.

Ngurah Arda menuturkan apabila 13 pemuda Bali tersebut Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang resmi, seharusnya memiliki paspor, visa kerja, E-KTLN, surat keterangan sehat dan mengikuti program BPJS.

"Mudah-mudahan dia ini berangkat melalui jalur resmi atau melalui BP3MI ataupun perseroan, tetapi statusnya tetap PMI. Kalau sudah seperti begini kan tidak jelas. Visanya apa atau mungkin bisa hanya melancong," ujar Ngurah Arda. (sumber: suara.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami