search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Fenomena Butiran Es Saat Hujan Deras, Atap Rumah Warga Seperti Dilempari Batu
Sabtu, 10 Desember 2022, 17:45 WITA Follow
image

beritabali/ist/Fenomena Butiran Es Saat Hujan Deras, Atap Rumah Warga Seperti Dilempari Batu.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Hujan deras mengguyur wilayah Kota Mataram, Sabtu (10/12), pukul 14.00 WITA. Cuaca yang sebelumnya panas menyengat, tiba-tiba mendung, hujan disertai angin kencang. Bahkan di wilayah Kota Tua Ampenan, fenomena hujan butiran es sebesar kerikil disaksikan beberapa warga. 

Warga mengaku kaget karena ini pertama kali melihat butiran es yang ikut jatuh bersamaan hujan tersebut. Bahkan mereka mendengar atap rumah seperti dilempar batu. 

"Banyak yang jatuh sebesar kerikil, saya kaget atap rumah kayak dilempar," ujar Afandi, warga di seputaran Ampenan. Afandi mengatakan dirinya baru pertama kali melihat hujan es di Mataram. 

Sementara Badan Meterologi Klimatologi Geofisika (BMKG) menyebut fenomena hujan es atau dalam meteorology dikenal dengan_hail_  merupakan fenomena cuaca yang jarang terjadi khususnya di Indonesia, Namun fenomena ini umumnya wajar terjadi pada masa transisi atau masa peralihan musim atau ketika musim hujan.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Bandara (ZAM)Lombok, Agastya Ardha Chandra Dewi menjelaskan penyebab utama dari hujan es ini adalah awan Cumulounimbus atau dikenal juga dengan awan Cb. 

Awan Cb yang dihasilkan dari pemanasan yang kuat di permukaan dan labilnya udara di wilayah tersebut mampu menghasilkan tinggi puncak yang signifikan yakni lebih dari 5 km dengan suhu puncak yang sangat dingin dapat berpotensi menghasilkan hujan es.

Hujan es dapat dihasilkan awan Cb ketika awan tersebut mengalami proses updraft yang kuat dan mendorong partikel es tersebut jatuh ke permukaan dan  umumnya diikuti oleh6 hujan lebat petir serta angin kencang sebagai hembusan kuat dari awan Cb tersebut, 

Ketika terjadi fenomana tersebut lanjut Agastya masyarakat diharapkan segera berlindung di tempat yang aman dan sebaiknya tidak beraktivitas diluar ruangan, disebabkan potensi cuaca ekstrim juga dapat bersamaan terjadi yakni hujan lebat  disertai petir serta angin kencang yang dihasilkan awan Cb.

"Serta himbauan kami, sebagian wilayah NTB sudah memasuki musim penghujan," ujarnya. 

Masyarakat dihimbau lebih waspada terkait peningkatan curah hujan yang akan terjadi sampai puncak musim hujan yang di prakirakan akan terjadi pada bulan Januari. 

Pada saat musim penghujan, hujan lebat di sertai petir dan angin kencang masih akan berpeluang terus terjadi, masyarakat dihimbau lebih mewaspadai dampak yang di timbulkan seperti banjir, genangan air, longsor, pohon tumbang, puting beliung, angin kencang hingga hujan es.

Laporan BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Lombok, Sabtu (10/12) curah hujan di wilayah NTB pada dasarian I Desember 2022 bervariasi dari kategori Rendah (0-50mm/das) hingga Tinggi (151-200 mm/das). Curah Hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Puyung, Kabupaten Lombok Tengah sebesar 174 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian I Desember 2022 di wilayah NTB bervariasi dari kondisi Bawah Normal (BN) hingga Atas Normal (AN).             

Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umum berada pada kategori Sangat Pendek (1-5 hari) hingga masih ada hujan saat updating. Hari Tanpa Hujan  terpanjang terpantau di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara selama 15 Hari Tanpa Hujan.

Peluang curah hujan pada dasarian II Desember 2022 di NTB dengan intensitas >20 mm/dasarian berpeluang tinggi terjadi di seluruh wilayah NTB dengan probabilitas > 80 persen. Curah hujan dengan intensitas >50 mm/dasarian juga diprakirakan terjadi di seluruh wilayah NTB dengan probabilitas <20% - 80 persen. Peluang curah hujan dengan intensitas 100 mm/dasarian berpeluang terjadi di wilayah Pulau Lombok bagian tengah dengan probabilitas >30% - 60 persen.  

Memasuki periode musim hujan yang mulai merata di seluruh wilayah NTB, masyarakat diharapkan dapat terus waspada akan adanya bencana hidrometeorologis. Potensi bencana hidrometeorologi dapat terjadi secara tiba – tiba dan bersifat lokal seperti hujan lebat, angin kencang, tanah longsor dan banjir. Masyarakat juga dihimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami