search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mesir Diklaim Ogah Tampung Warga Palestina Jika Israel Serang Rafah
Rabu, 14 Februari 2024, 08:22 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Mesir Diklaim Ogah Tampung Warga Palestina Jika Israel Serang Rafah

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pemerintah Mesir disebut-sebut ogah ketampungan pengungsi Palestina jika Israel menyerang kamp di Rafah, wilayah selatan Gaza yang berbatasan dengan Mesir.

Radio Militer Israel mengklaim bahwa sejumlah pejabat Mesir hanya khawatir jika pengungsi Palestina diarahkan ke Sinai saat serangan Israel ke Rafah, seperti dikutip dari The Arab News.

Meski demikian, Kementerian Luar Negeri Mesir membantah memberikan restu kepada Israel menyerang Rafah.

Meski demikian, sejumlah media Israel dan The New York Times melaporkan pejabat Israel menyampaikan bahwa Kairo telah menginformasikan ke Tel Aviv soal banyaknya orang Palestina yang bisa menjadi ancaman kebangkitan milisi Islamis.

Sikap ini kemudian diartikan bahwa Mesir secara halus membiarkan serangan Israel ke Rafah, Gaza, dengan syarat tidak membiarkan warga Palestina ke wilayah negara itu.

Rezim Abdel Fattah El Sisi di Mesir saat ini sangat represif terhadap gerakan-gerakan Islamis termasuk Ikhwanul Muslimin. El Sisi yang mantan panglima militer berkuasa pada 2013 setelah menggulingkan Presiden Mohammed Morsi dari Ikhwanul Muslimin yang terpilih melalui pemilihan umum.

Hamas awalnya merupakan organisasi percabangan Ikhwanul Muslimin. Morsi juga saat berkuasa amat menjaga kedekatan dengan kelompok-kelompok perlawanan Palestina.

Mesir sebelumnya disebut mengancam akan mencabut Perjanjian Camp David saat Israel menyiapkan serangan ke Rafah.

Ancaman itu diutarakan Mesir jika Israel berani menggempur Kota Rafah, Palestina. Kota Rafah menjadi satu-satunya wilayah tersisa di Jalur Gaza yang menampung jutaan warga mengungsi imbas agresi brutal Tel Aviv sejak 7 Oktober lalu.

Sementara itu, Perjanjian Camp David sendiri merupakan kesepakatan damai antara Israel dan Mesir pada 1978 usai terlibat perang besar.

Dikutip Associated Press (AP), kesepakatan ini juga kemudian menjadi landasan kerangka perjanjian damai Israel dengan beberapa negara Arab di Timur Tengah.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami