search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Takut Bencana Nuklir, Erdogan Telepon Putin
Minggu, 4 September 2022, 09:13 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Takut Bencana Nuklir, Erdogan Telepon Putin

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Di tengah kekhawatiran bencana nuklir, Presiden Recep Tayyip Erdogan menelepon Presiden Vladimir Putin untuk menawarkan Turki menjadi mediator penyelesaian kisruh Rusia-Ukraina di PLTN Zaporizhzhia.

"Presiden Erdogan menyatakan bahwa Turki bisa memainkan peran sebagai fasilitator PLTN Zaporizhzhia," demikian pernyataan kantor Kepresidenan Turki, Sabtu (3/9), seperti dikutip AFP.

Belakangan, dunia memang tengah memantau keadaan di PLTN Zaporizhzhia. Sejumlah pihak khawatir akan kemungkinan bencana nuklir karena area PLTN terbesar di Eropa itu menjadi salah satu titik panas perang Rusia-Ukraina.

Beberapa hari lalu, satu dari enam reaktor nuklir di PLTN Zaporizhzhia bahkan dimatikan sebagai upaya perlindungan darurat karena serangan yang terjadi di area tersebut.

Pada Kamis pekan lalu, perusahaan nuklir Ukraina, Energoatom, melaporkan kebakaran di lubang abu pembangkit listrik batu bara dekat kompleks tersebut menyebabkan aliran listrik ke PLTN Zaporizhzhia terputus.

Pemutusan listrik semacam ini dianggap sangat berbahaya karena menyebabkan PLTN itu bergangung pada satu sumber listrik untuk mendinginkan reaktor nuklir.

Di tengah kisruh ini, tim penyelidik dari badan nuklir utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa, IAEA, tiba di PLTN Zaporizhzhia untuk memastikan situasi aman.

Kunjungan IAEA itu sempat tertunda karena terjadi serangan di sekitar PLTN Zaporizhzhia. Kepala Staf Kepresidenan Ukraina,Andrii Yermak, menuding Rusia mencoba "menghancurkan" kunjungan IAEA dengan membombardir area jalur menuju ke PLTN Zaporizhzhia.

"Rusia menembaki [Kota] Enerhodar dan wilayah pembangkit nuklir Zaporizhzhia," tulis Yermak melalui Telegram.

Ia juga menuding Rusia bertindak sebagai "negara teroris." Mereka juga menegaskan bahwa PLTN Zaporizhzhia saat ini berada di bawah kekuasaan pasukan Rusia.

"Rusia lah yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi di pembangkit nuklir Zaporizhzhia dan Enerhodar. Mereka ingin menghancurkan kunjungan misi IAEA," katanya.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami