Putin Panik, Pasukan Andalan Rusia 'Membangkang'
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan agar 'detasemen sukarelawan' Rusia yang bertempur di Ukraina ditempatkan di bawah kendali langsung Kementerian Pertahanan. Hal ini dilakukan pascakelompok paramiliter Wagner yang membela negara itu menolak dikendalikan kementerian.
Berbicara kepada sekelompok blogger properang pada Selasa (13/6/2023), Putin mengatakan ia menyambut baik inisiatif Menteri Pertahanan Sergei Shoigu untuk memaksa kelompok tentara bayaran menandatangani kontrak dengan kementerian.
"Ini harus dilakukan dan harus dilakukan secepat mungkin. Itu sesuai dengan akal sehat, dengan praktik yang mapan dan hukum yang berlaku," tuturnya, dikutip The Guardian.
Sebelumnya, Shoigu telah memerintahkan semua detasemen sukarelawan untuk menandatangani kontrak dengan kementeriannya pada akhir bulan. Langkah ini ditolak oleh pimpinan Wagner, Yevgeny Prigozhin, yang melihat upaya ini sebagai bentuk integrasi Wagner ke dalam ketentaraan.
"Wagner tidak akan menandatangani kontrak apapun dengan Shoigu," kata Prigozhin sebagai tanggapan.
Prigozhin sendiri memang akhir-akhir ini bersitegang dengan pihak Pemerintah Rusia. Ia mengkritik Moskow yang dianggapnya lambat dalam memberikan logistik, menimbulkan kehancuran dalam kekuatan pasukannya.
Perseteruan antara Prigozhin dan militer mencapai ketinggian baru bulan ini ketika seorang komandan Rusia menuduh Wagner menculik dan menyiksa tentaranya. Selain itu, Prigozhin juga menentang klaim Rusia yang menyebut serangan balasan Ukraina telah berhasil ditepis tentara Moskow.
Mengomentari pernyataan Putin soal kontrak dengan Shoigu, Prigozhin menyebut langkah ini tidak pernah disinggung pada awal perang. Meski begitu, pihaknya mengharapkan kompromi dari Putin untuk para pejuangnya yang masih berada di medan perang Ukraina.
"Tidak ada pejuang Wagner yang siap menempuh jalan yang memalukan lagi. Jadi tidak ada yang akan menandatangani kontrak," tegasnya.
Wagner merupakan salah satu kubu pendukung Rusia, selain tentara Chechnya, yang menonjol dalam operasi Moskow untuk menguasai Ukraina Timur. Salah satu kota di wilayah ini, Bakhmut, diketahui telah menjadi pusat pertempuran paling sengit antara Wagner dan pihak Ukraina selama berbulan-bulan.
Analis menganggap bahwa dengan situasi ini, Moskow berupaya untuk mengendalikan Wagner. Meski begitu, perintah Putin ini telah menempatkan Prigozhin dalam posisi yang genting.
"Keputusan dibuat pada Januari, tetapi mereka menunggu Wagner mengambil Bakhmut," kata Tatyana Stanovaya, pendiri firma analisis politik R Politik. "Diputuskan bahwa setidaknya di wilayah Ukraina, setiap orang harus tunduk pada staf umum.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net