search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rusia Kembalikan Emas Batangan dan Uang Tunai Rp1,5 T ke Bos Wagner
Kamis, 6 Juli 2023, 18:52 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Rusia Kembalikan Emas Batangan dan Uang Tunai Rp1,5 T ke Bos Wagner

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Rusia dilaporkan mengembalikan emas batangan dan uang tunai sitaan senilai total lebih dari US$100 juta atau setara 1,5 triliun kepada Yevgeny Prigozhin, bos kelompok tentara bayaran Wagner Group.

Seorang sumber mengatakan kepada media lokal St. Petersberg, Fontanka, bahwa Rusia mengembalikan lima emas batangan dan uang tunai yang dikemas dalam sejumlah kotak.

Sebagaimana diberitakan Newsweek, pemerintah Rusia menyita uang dan emas itu dalam penggerebekan di sejumlah bangunan yang terkait dengan Prigozhin.

Pihak berwenang menggelar penggerebekan itu pada 24 Juni lalu, sehari setelah para personel Wagner menyerbu Kota Rostov-on-Don dalam upaya menggulingkan Presiden Vladimir Putin.

Wagner Group bahkan sempat mengancam bakal menyerbu Ibu Kota Rusia, Moskow. Namun kemudian, mereka menyetujui kesepakatan dengan Rusia yang ditengahi oleh Presiden Belarus, Alexander Lukashenko.

Berdasarkan kesepakatan itu, Prigozhin berjanji menghentikan upaya kudeta dan mengasingkan diri ke Belarus.

Sebagai gantinya, Rusia tidak akan menjatuhkan dakwaan terhadap Prigozhin terhadap upaya "kudeta" yang ia lancarkan.

Prigozhin kemudian mengomentari penggerebekan yang dilakukan Rusia. Menurutnya, uang yang disita pemerintah itu awalnya bakal digunakan untuk membayar gaji para prajurit Wagner.

Sebagian lainnya juga akan dipakai untuk membayarkan uang santunan kepada keluarga personel Wagner yang tewas. Barang-barang dengan total berat "beberapa ton" itu dilaporkan sudah dikembalikan melalui sopir Prigozhin pada 2 Juli lalu.

Berdasarkan laporan Fontanka, penyidik Rusia sebenarnya tak mau menyerahkan barang sitaan itu kepada Prigozhin. Namun, "melihat faktanya yang berkebalikan, seorang di kekuasaan tinggi mungkin mengintervensi."

Newsweek sudah menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia untuk meminta konfirmasi, tapi belum ada respons.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami