Rusia Tuding Ukraina Pernah Ingin Ledakkan Bendungan Sebelum Hancur
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Rusia menuding Ukraina pernah berencana meledakkan bendungan raksasa Kakhovka sebelum hancur pada Selasa (6/6).
Perwakilan Tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vasily Nebenzya, mengatakan Ukraina pernah mendeklarasikan rencana untuk meledakkan bendungan itu pada 2022.
"Saya menggarisbawahi bahwa pada awal tahun lalu, para pemimpin militer Ukraina secara terbuka mengklaim siap untuk meledakkan bendungan demi mendapatkan beberapa keuntungan militer," kata Nebenzya kepada Dewan Keamanan PBB, seperti dikutip TASS, Selasa (6/6).
Nebenzya membeberkan pada 29 Desember 2022, artikel The Washington Post merilis berita yang mengutip pernyataan Mayor Jenderal Kovalchuk.
Dalam berita itu, kata dia, petinggi militer Ukraina tersebut "mempertimbangkan untuk membanjiri sungai."
"Ukraina, kata dia, bahkan melakukan uji coba dengan peluncur HIMARS pada salah satu pintu air bendungan Nova Kakhovka, membuat tiga lubang di logam untuk melihat apakah air Sungai Dnipro bisa dinaikkan guna menghalangi penyeberangan Rusia namun tidak membanjiri desa-desa terdekat," kata Nebenzya.
"Tes itu sukses, kata Kovalchuk, tapi langkah itu tetap menjadi pilihan terakhir. Dia menahannya."
Nebenzya menambahkan otoritas Rusia sudah sejak lama memperingatkan soal kemungkinan Ukraina menargetkan bendungan tersebut.
"Kami mewanti-wanti komunitas global dan pemimpin PBB mengenai ini. Pada akhir Oktober 2022, kami membagikan surat dari Misi Permanen Rusia di DK PBB di mana kami memantau rencana Kyiv menghancurkan PLTA Kakhovka," ujar dia.
Dia pun menyampaikan bahwa Rusia "menyayangkan" sikap PBB karena peringatannya guna mencegah insiden itu terjadi tak diindahkan.
Pada Selasa dini hari, bendungan raksasa Nova Kakhovka meledak dan hancur hingga mengakibatkan banjir bandang.
Pejabat Ukraina menyebut sekitar 80 komunitas di seluruh wilayah Kherson berisiko terkena banjir.
Para pejabat juga mengatakan sekitar 42 ribu orang yang tinggal di sepanjang Sungai Dnipro berisiko terdampak banjir.
Walikota yang ditunjuk Rusia di Kota Nova Kakhovka, Vladimir Leontyev, bahkan sempat mengatakan kota di selatan Ukraina itu tenggelam akibat luapan air dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sampai-sampai memperingatkan bahwa "konsekuensi serius dan luas" kemungkinan bakal terjadi.
Gubernur Kherson Oblast dari pihak Ukraina, Oleksandr Prokudin, melaporkan 1.582 rumah terendam banjir di tepi kanan Sungai Dnipro. Sekitar 1.457 orang juga dikabarkan telah dievakuasi.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net